Profil Singkat PT Sentul
City Tbk
PT Sentul City Tbk didirikan 16 April 1993 dengan nama
awalnya PT Sentragriya
Kharisma. Sejak ddirikan nama perusahaan beberapa kali mengalami perubahan dan
nama yang terakhir menjadi PT. Sentul City Tbk pada tanggal 19 Juli 2006. Perusahaan
memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1995. Kantor pusat PT Sentul City Tbk
berdomisili di Sentul City
Building, Jl. MH. Thamrin Kavling 8, kawasan perumahan Sentul City, Bogor.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan
meliputi bidang pembangunan, perdagangan dan jasa. Di bawah ini adalah rincian
kegiatan PT Sentul City Tbk :
- Bidang pembangunan yang dijalankan meliputi: kegiatan perencanaan, pelaksanaan, konstruksi beserta fasilitas-fasilitasnya serta pemborong pada umumnya (general contractor) yang meliputi pembangunan kawasan perumahan (real estate), rumah susun (rusun), gedung, perkantoran, apartemen/kondominium, kawasan belanja (mal dan plaza), rumah sakit, gedung pertemuan, rumah ibadah, water park, rumah toko (ruko), sekolah dan bangunan komersial pada umumnya., pemasangan instalasi-instalasi listrik (elektronikal), gas, air minum, perangkat telekomunikasi, plumbing atau limbah.
- Bidang perdagangan yang dijalankan berhubungan dengan real estate dan properti yaitu penjualan dan pembelian bangunan-bangunan rumah, gedung perkantoran, gedung pertokoan, unit-unit ruangan apartemen, ruangan kantor dan ruangan pertokoan.
- Bidang jasa yang dijalankan PT Sentul City Tbk, antara lain jasa penyewaan dan pengelolaan properti, kawasan industri, gedung perkantoran, taman hiburan/rekreasi, pengelolaan parkir dan keamanan (satpam), serta bidang terkait.
Pada tanggal 30
Juni 1997, PT Sentul City Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
(IPO) kepada masyarakat sebanyak 400.000.000 saham dengan nilai seri A, dengan nilai
nominal Rp500,- per saham dan dengan harga penawaran Rp500,- per saham. Kemudian saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juli 1997.
Analisis Kondisi Keuangan PT Sentul City Tbk dari Tahun
2005-2013
Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya
merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan.
Laporan ini merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
alat acuan untuk perusahaan dalam mengambil keputusan terutama masalah
keuangan. Baik buruknya kondisi keuangan suatu perusahaan dapat di lihat dari 4
aspek yaitu:
1. Aspek Likuiditas
Aspek ini digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
Berdasarkan grafiknya, dari tahun 2005 sampai 2008 rasio lancar mengalami kenaikan dan pada tahun 2009 mengalami penurunan dikisaran 2 baru kemudian pada tahun 2012-2013 mengalami kenaikan kembali. Hal itu berarti pada saat rasio lancar mengalami kenaikan berada di atas 1 aktiva lancar yang dimiliki PT Sentul City Tbk. melebihi nilai kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan memiliki kemampuan yang cukup baik dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancarnya.
Sementara ketika
rasio lancar mengalami penurunan tetapi masih dikisaran 1 hal itu masih baik.
Rasio cepat pada tahun 2005-2007 mengalami kenaikan kemuddia ditahun 2008-2009
menurun baru kemudian dari tahun 2010-2013 mengalami peningkatan. Rasio cepat
yang nilainya < 1 terjadi dari tahun 2005-2011, hal itu menunjukkan bahwa
perusahaan belum mampu membayar seluruh kewajiban jangka pendeknya tanpa
melikuidasi persediaan yang ada tetapi pada tahun 2012-2013 quick ratio sudah
> 1 hal itu menunjukan bahwa perusahaan sudah mampu membayar seluruh
kewajiban jangka pendeknya tanpa melikuidasi persediaan yang ada.
Cash
Ratio PT Sentul City Tbk, dari tahun ke
tahun menunjukkan adanya fluktuasi di setiap tahunya tetapi nilainya masih <
1 dan belum bisa mencapai angka 1, hal itu menunjukkan bahwa perusahaan belum
mampu membayar seluruh kewajiban jangka pendeknya hanya dengan kas perusahaan.
2. Aspek
Leverage
Aspek
ini untuk mengukur tingkat risiko finansial perusahaan. Hal
ini berhubungan dengan permodalan perusahaan, dimana permodalan perusahaan bisa
di bagi menjadi dua yaitu modal yang berasal dari hutang dan modal yang berasal
dari ekuitas perusahaan.
Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan PT Sentul City Tbk. Mempunyai debt ratio yang di kisaran 10.76% - 35.59%. Debt ratio terendah terjadi pada tahun 2007 yang artinya pada tahun 2007, 10.76% perusahaan di danai oleh hutang dan puncak debt ratio tertinggi terjadi di tahun 2013 di mana 35.49% perusahaan di danai oleh hutang. Dilihat dari debt ratio atau tingkat risiko finansial yang dihadapi oleh perusahaan dari tahun 2005 ke tahun 2013 PT Sentul City Tbk mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktuatif.
Sementara untuk rasio laba terhadap beban PT Sentul City Tbk, juga mengalami fluktuatif di kisaran 12.06% - 55.02% dimana debt to equity ratio terendah terjadi pada tahun 2007 dan yang tertinggi terjadi di tahun 2013 itu artinya di tahun 2007, PT Sentul City Tbk, 12.06% terdiri dari hutang sementara sisanya 87.94% terdiri dari modal sendiri, hal tersebut tentu saja sangat baik karena hutang yang di miliki perusahaan masih rendah. Sementara untuk tahun 2013 perusahaan mengalami kenaikan hutang yang cukup signifikan menjadi 55.02% tetapi hal itu masih baik karena di dukung dengan peningkatan penjualan dan laba bersih yang besar.
3. Aspek Efisiensi
Aspek ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki secara efisien.
Dalam menentukan efisiensi penggunaan asset, kita dapat melihat dari grafik perputaran total asset, perputaran piutang dagang, perputaran persediaan, dan perputaran asset tetap. Dapat dilihat dari grafik keempat rasio tersebut dari tahun 2005 sampai 2013 perputaran aktiva perusahaan masih kurang dari 1, hal ini berarti perputaran begitu lambat. Perputaran aktiva tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan terendah pada tahun 2007. Sementara untuk perputaran piutang pada tahun 2005, perputaran piutang usaha PT. Sentul City Tbk adalah 11.6256 kali. Hal ini berarti bahwa dalam setahun PT Sentul City Tbk mampu merubah piutang menjadi kas sebanyak 11.6256 kali yang merupakan perputaran tertinggi dari tahun 2005-2013.
Sementara pada tahun 2009 perusahaan perusahaan mengalami perputaran terendah yaitu sebanyak 1.1397 kali. Untuk perputaran persedian yang masih kurang dari 1 hal ini di karenakan PT Sentul City Tbk bergerak dibidang property dimana untuk mengubah lahan menjadi hunian yang siap jual membutuhkan waktu yang cukup lama Rasio ini mengukur efesiensi penggunaan aktiva tetap atau perputaran aktiva tetap untuk menghasilkan penjualan.
Pada tahun 2010, PT. Sentul City Tbk memiliki perputaran aktiva tetap tinggi pada tahun 2010 adalah 15.4966 . Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp1 aktiva tetap dapat menghasilkan penjualan sebanyak Rp15,4966. Sementara untuk fixed asset turnover terendah pada tahun 2013 yaitu hanya 0.7368 kali. Hal ini terjadi karena ditahun 2013 aktiva tetap yang dimiliki perusahaan meningkat dratis yaitu sebesar Rp1.305.492.641.650 dengan total penjualan semakin meningkat pula dari tahun ke tahun yaitu sebesar Rp 961.988.029.182.
4. Aspek Profitabilitas
Aspek ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Dalam aspek ini, kita membicarakan apakah para pemegang saham menerima pengembalian yang pantas atas investasi mereka. Kondisi perekonomian PT Sentul City Tbk bisa di bilang stabil di akhir tahun 2009-2013 dimana sejak tahun tersebut tingkat ROE dan EPS (earning per share) dari perusahaan terus meningkat dengan hasil penjualan yang juga terus meningkat serta laba bersih yang melonjak dratis. Dengan kondisi tersebut. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham. Hal ini akan menarik perhatian investor sehingga banyak investor membeli saham perusahaan tersebut yang akan berpengaruh terhadap meningkatnya harga saham dan return saham yang akan meningkat pula.
Analisis pergerakan saham PT Sentul City Tbk.
Berdasarkan grafik harga saham diatas analisis pergerakan harga saham PT Sentul City Tbk adalah sebagai berikut:
Pergerakan harga saham di mulai pada tanggal 1 Agustus 2006. Hal ini di karenakan sejak tanggal 5 Oktober 2005 perusahaan dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat berdasarkan gugatan yang di ajaukan oleh salah satu pelanggan. Namun pada tanggal 24 April, perusahaan dan pelanggan serta kreditur telah menandatangani perjanjian perdamaian yang disahkan oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang membatalkan keputusan sebelumnya pada bulan Oktober 2005.
Disamping itu pada
tanggal 24 Agustus 2005 PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) melakukan suspensi atas
perdagangan saham perusahaan pada pasar modal kemudian pada tanggal
19 Mei 2006 BEJ akan membuka suspensi perdagangan atas saham perusahaan setelah
BEJ menenerima laporan keuangan dari PT Sentul City Tbk.
Pada akhir tahun 2007 sampai awal
tahun 2008 Pergerakan saham mengalami peningkatan yang cukup signifikan
berkisar antara Rp 600- Rp 730 bahkan mencapai puncak tertinggi hal ini di
sebabkan karena pada waktu itu kondisi keuangan perusahaan mulai membaik dimana
perusahaan mencatat laba bersih sebesar Rp 85.51 miliar dan hal ini
mengakibatkan berkurangnya deficit perusahaan dari sejumlah Rp 161.25 miliar
pada tanggal 31 Desember 2006 menjadi Rp 75.74 miliar pada tanggal 31 Desember
2007.
Pada akhir tahun 2008 hingga awal
tahun 2009 harga saham mengalami penurunan yang cukup signifikan bahkan
mencapai titik terendah hanya Rp 50 hal ini disebabkan karena operasi
perusahaan dan anak perusahaan telah terpengaruh oleh dampak kondisi ekonomi Indonesia
yang menyebabkan labilnya krus valuta asing yang dapat berdampak negatif
terhadap kemampuan perusahaan dan anak perusahaan dalam mencapai target laba
dan arus kas.
Pergerakan saham pada bulan Mei
2009-Oktober 2009 mulai mengalami kenaikan berkisar antara Rp 50-215,- hal ini terjadi
karena pada tahun 2009 kondisi keuangan PT Sentul City Tbk mulai stabil dan
banyak diadakan kerjasama dengan pihak ekternal yang saling menguntungkan. Untuk pergerakan saham tahun 2011-2013 masih stabil dan kondisi keuangan perusahaan juga semakin membaik
Analisis Hubungan Antara Kondisi Keuangan dengan Pergerakan Saham dan return saham PT Sentul City Tbk
Pergerakan harga saham
seringkali dihubungkan dengan kinerja (kondisi keuangan) perusahaan. Perusahaan
yang memiliki kinerja bagus, diharapkan harga sahamnya meningkat, dan
sebaliknya, perusahaan yang kinerjanya buruk, harga sahamnya akan turun. Harga
saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia merupakan indikator nilai
perusahaan yang menerbitkan saham dipasar modal.
Berdasarkan analisis rasio-rasio keuangan, para pemegang saham
cenderung akan menjual sahamnya jika rasio keuangan perusahaan tersebut buruk,
dan sebaliknya akan mempertahankan sahamnya jika rasio keuangan perusahaan
tersebut baik.
Ø Analisis hubungan
kondisi keuangan dengan harga saham dan return saham PT Sentul City Tbk ditahun
2006 adalah sebagai berikut:
Diliat
dari Return
On Asset (ROA) pada
tahun 2006 yang sebesar 0.53%, artinya kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba atas aktiva yang digunakannya sebesar 0.53% hal tersebut sudah lumayan
baik. Di lihat dari Debt to Equity Ratio tahun 2006 PT Sentul City mempunyai dept to
equity rasio sebesar 21.43% rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan modal sendiri dalam menjamin semua utang perusahaan. Dalam hal ini 21.43% modal atau pendanaan dari PT
Sentul City Tbk terdiri dari hutang. Hal ini tentu masih relatif baik karena
permodalan yang didanai oleh hutang masih sedikit.
Penggunaan
utang sebagai struktur modal perusahaan
memang
berisiko karena semakin besar utang, semakin besar pula biaya bunga tetap yang harus
dibayar tanpa melihat kemampuan perusahaan
selain itu biaya bunga ini akan mengurangi laba perusahaan.
Di lihat dari Earning per share PT Sentul City Tbk pada tahun 2006 adalah sebesar
3.5761. Hal ini menunjukkan laba yang diperoleh investor atau
pemegang saham setiap lembar sahamnya adalah 3.5761. Earning Per Share PT Sentul City pada tahun
2006 masih rendah hal ini pengaruhi oleh factor tahun sebelumnya dimana
perusahaan baru mengalami pailit dan kerugian besar.
Ø
Analisis
hubungan kondisi keuangan dengan harga saham dan return saham PT Sentul City Tbk, ditahun 2007 adalah sebagai
berikut:
Diliat dari Return
On Asset (ROA) pada
tahun 2007 yang sebesar 3.38%, artinya kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba atas aktiva yang digunakannya sebesar 3.38% hal ini sudah jauh lebih
baik daripada tahun 2006 yang hanya 0.53% dimana pada tahun 2007 net income
dari perusahaan meningkat dua kali lipat lebih yaitu dari 14.042 miliar pada
tahun 2006 menjadi 85.507 miliar ditahun 2007.
Di lihat dari Debt to Equity Ratio tahun 2007 PT Sentul City Tbk mempunyai dept to
equity rasio sebesar 12.06% rasio ini jauh
lebih kecil dari tahun 2006 yang sebesar 21.43% hal ini berarti modal atau
pendanaan dari PT Sentul City Tbk yang terdiri dari hutang semakin kecil yaitu
sejumlah 12.06%. Hal ini tentu semakin baik buat perusahaan dan buat para calon
investor maupun investor itu sendiri. Dilihat dari Earning
per share PT Sentul City Tbk pada tahun 2007 adalah sebesar 8.9918. Hal ini
menunjukkan laba yang
diperoleh investor atau pemegang saham setiap lembar sahamnya adalah 8.9918 lebih besar dari tahun 2006 Pada tahun ini jika dilihat dari tiga aspek diatas kondisi keuangan PT
Sentul City Tbk sudah jauh lebih baik dimana pergerakan saham naik dratis dari
tahun 2006. Penjualan perusahaan meningkat dari Rp 91.6 miliar di tahun 2006
menjadi Rp 446.6 miliar.
Ø
Analisis
hubungan kondisi keuangan dengan harga saham dan return saham PT Sentul City Tbk, ditahun 2008 adalah sebagai
berikut:
Diliat dari Return
On Asset (ROA) pada
tahun 2008 yang sebesar (-0.0061) artinya pada tahun
2008 PT sentul City Tbk tidak menghasilkan laba atau mengalami kerugian. Di lihat dari Debt
to Equity Ratio tahun
2008 PT Sentul City Tbk mempunyai dept to equity rasio sebesar
15.66% rasio ini lebih
besar dari tahun 2007 pendanaan dari pihak ekternal meningkat.
Di lihat dari Earning per share PT Sentul City Tbk pada tahun 2008 adalah sebesar (-1.652).
Hal ini
menunjukkan bahwa para investor
atau pemegang saham tidak
menerima keuntungan pada tahun 2008 karena kondisi perusahaan yang mengalami
kerugian sekitar Rp 15.71
miliar dan hal ini mengakibatkan harga saham yang anjlok ke kisaran terendah
sama seperti tahun 2006.
Ø
Analisis
hubungan kondisi keuangan dengan harga saham dan return saham PT Sentul City Tbk, ditahun 2009 adalah sebagai
berikut:
Diliat dari Return
On Asset (ROA) pada
tahun 2009 yang sebesar 0.0008
artinya pada tahun 2009 PT sentul City Tbk
menghasilkan laba laba yang masih sangat rendah karena pengaruh dari kerugian
ditahun sebelumnya. Di lihat dari Debt
to Equity Ratio tahun
2009 PT Sentul City Tbk mempunyai dept to equity rasio sebesar
21.91% pendanaan dari hutang kembali naik pada tahun ini. Di lihat dari Earning per share PT Sentul City Tbk pada tahun 2009 adalah sebesar 0.2583.
Hal ini
menunjukkan bahwa pendapatan
saham yang di terima investor tahun 2009 masih sangat kecil. Pada tahun ini kisaran harga saham PT Sentul City Tbk Rp 50 - Rp 215
bila di liat dari tiga aspek diatas pada tahun ini kondisi keuangan PT Sentul
City Tbk sudah normal kembali dimana penjualan bersih perusahaan dari Rp 80.11
miliar meningkat Rp 162.6 miliar pada tahun 2009, meskipun earning per share
yang diterima investor masih sedikit.
Ø
Analisis
hubungan kondisi keuangan dengan harga saham dan return saham PT Sentul City Tbk, ditahun 2010 adalah sebagai
berikut:
Kondisi
keuangan PT Sentul City di tahun ini jauh lebih baik dari tahun 2009 dimana
penjualan bersih yang di lakukan oleh perusahaan meningkat dua kali lipat dari
tahun sebelumnya begitupun dengan lama bersih perusahaan dan tingkat, ROA
(0.0136) dan EPS (2.6097) juga ikut
meningkat hal itu terjadi karena pada tahun 2010 kondisi perekonomian stabil
dengan tingkat inflasi yang rendah, tingkat bunga pinjaman yang relatif stabil
serta didukung oleh kondisi sosial politik yang stabil dan aman sehingga harga saham
ikut stabil begitupun return sahamnya. harga saham pada pada bulan April tahun
2010 sampai akhir tahun 2010 stabil berkisar antara Rp 100,- sampai Rp 168.
Perusahaan berhasil meningkatkan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 172.7%
dibandingkan tahun sebelumnya dengan pendapatan bersih Rp 443.6 miliar dengan
laba usaha sebesar 136.9 miliar dan laba bersih 65.5.
Ø
Analisis
hubungan kondisi keuangan dengan harga saham dan return saham PT Sentul City Tbk, ditahun 2011 adalah sebagai
berikut:
Jika di
lihat dari aspek ROA (0.0257) dan EPS (4.6112) serta Debt to equity ratio (0.1514) Pada tahun ini kondisi keuangan
perusahaan lebih baik dari tahun 2010 dengan
earning per share yang meningkat permintaan terhadap saham juga akan
meningkat dan membuat investor lebih percaya kepada perusahaan. harga saham
pada tahun 2011 merangkak naik dari tahun sebelumnya berkisar antara Rp 96
sampai Rp 325. Perseroan mencatat penjuaan sebesar Rp457,8 miliar meningkat
3.2% dibandingkan tahun sebelumnya dan perseroan berhasil membukukan
pertumbuhan pendapatan dan laba bersih operasi setelah pajak sebesar Rp 135.6
miliar meningkat 107% dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya yang hanya Rp
65.5 miliar.
Ø
Analisis
hubungan kondisi keuangan dengan harga saham dan return saham PT Sentul City Tbk, ditahun 2012, 2013 dan 2014 adalah
sebagai berikut:
Jika di
lihat dari aspek ROA dan EPS yang terus meningkat dari tahun 2010-2013 sudah
bisa dipastikan bahwa kondisi perekonomian perusahaan semakin stabil harga
saham serta permintaan saham semakin naik. Para investor semakin percaya untuk
membeli saham dari PT Sentul City Tbk.
Meskipun Debt to equity ratio yang di miliki perusahaan semakin naik tetapi
hal tersebut tidak begitu berpengaruh terhadap minat pemeblian saham dari calon
investor hal itu dikarenakan perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi
memang menanggung risiko kerugian yang besar pula ketika perekonomian sedang
merosot, tetapi dalam keadaan baik, perusahaan ini memiliki kesempatan
memperoleh laba besar. Perusahaan dengan laba yang lebih tinggi akan mampu membayar
dividen yang lebih tinggi, sehingga berkaitan dengan laba perlembar saham yang
akan naik karena tingkat utang yang lebih tinggi, maka leverage akan dapat
menaikkan harga saham.
Penutup
Kinerja keuangan perusahaan dapat
dilihat dari beberapa aspek keuangan, yakni aspek likuiditas, aspek leverage,
aspek efisiensi, dan aspek profitabilitas. Dengan membandingkan aspek-aspek
keuangan tersebut dalam rentang waktu beberapa tahun akan terlihat perkembangan
kinerja perusahaan dan kemampuan manajemen dalam mengelola resiko-resiko yang
ada. Menurut kelompok kami PT Sentul City Tbk setelah tahun 2009 selalu mengalami peningkatan yang signifikan dan kondisi perekonomian perusahaan semakin baik dilihat dari sahamnya, net incomenya, hasil penjualanya.






0 comments:
Post a Comment